Kamis, 12 Agustus 2021

Sholawat Wahidiyah dan Ajaran nya

YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !

*SHOLAWAT WAHIDIYAH*

Boleh diamalkan oleh siapa saja laki-laki, perempuan, tua, muda, dari golongan dan bangsa manapun juga. Tidak pandang bulu.

SHOLAWAT WAHIDIYAH BERFAEDAH UNTUK MENJERNIHKAN HATI (KESEHATAN MENTAL SEPIRITUAL, Meredam Gelisah Hati, Menggapai Kedamaian dan Kebahagiaan Hidup ) DAN MA'RIFAT BILLAH (Kesadaran Kepada Alloh)  WA  ROSUULIHI SAW SERTA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK SEGALA MACAM KEBUTUHAN/Hajat Apa Saja, terutama Kejernihan Hati dan Ketentraman Jiwa. 

IJAZAH MUTLAK Al-Mukarrom Mbah KH Abdoel Madjid Ma’roef Mualif Sholawat Wahidiyah QS wa RA Ghouts Fii Zamanihi mengenai amalan Sholawat Wahidiyah :

-------------

Syukur Alhamdulillah, karena kasih sayang Mbah KH. ABDUL MADJID MA'ROEF MU'ALLIF SHOLAWAT WAHIDIYAH QS wa RA, GHOUTS FII ZAMANIHI  kepada para pengamal Wahidiyah, beliau berkenan menyampaikan fatwa amanat terakhir di malam terakhir dalam pelaksanaan Mujahadah Kubro Rojab tahun 1989 meski dari kamar dalem tengah. Pada kesempatan tersebut Beliau MBAH YAHI QS wa RA meng-ijasahkan Sholawat Wahidiyah kepada seluruh hadirin dan siapa saja untuk diamalkan dan disiarkan dengan kalimat  : 

“Ajaztukum Bihadzihis Sholawatil Wahidiyyati fil 'Amali wan Nasyri”.

Yang artinya “Aku ijazahkan kepadamu Sholawat Wahidiyah ini untuk di amalkan dan disiarkan/diijazahkan kepada yang lain.”

Siapapun yang mendapat Sholawat Wahidiyah dari mana saja dan dengan cara apapun mendapatkannya dan dari siapapun  memperoleh Sholawat Wahidiyah, silahkan tuk di amalkan. Tidak pandang bulu, siapapun yang mau, boleh mengamalkan tanpa ada batasan suku, golongan, ras, bangsa, agama, umur dan jenis kelamin. Tanpa ada bai’at dan syarat-syarat apapun. Ijazah mutlak dan bersifat umum, luas, dan dipermudah, dengan dasar “ikhlas tanpa pamrih”.

Setelah di amalkan sendiri sangat dianjurkan agar supaya di siarkan kepada keluarga, teman, dan masyarakat luas tanpa pandang bulu dan golongan, siapapun yang mau pada umumnya dengan IKHLAS, sebaik-baiknya dan sebijaksana mungkin.

Hadist Rosululloh SAW: “Sampaikanlah apa yang datang dariku walaupun hanya satu ayat.” (HR. Bukhori dan Tirmidzi dari Ibnu Umar).

#############

CARA PENGAMALAN :

1. Diamalkan selama 40 hari berturut-turut, tiap hari paling sedikit menurut bilangan yang tertulis dibelakangnya dalam sekali duduk. Boleh pagi, siang, sore, atau malam hari. Boleh juga dipersingkat 7 hari, akan tetapi bilangan-bilangan tersebut dilipatkan 10 kali. Boleh mengamalkan sendiri-sendiri, akan tetapi dengan berjama’ah bersama-sama satu keluarga atau satu kampung sangat dianjurkan. 
Bagi kaum wanita yang sedang bulanan, cukup dengan membaca Sholawatnya saja, tidak usah membaca Fatihah. Adapun bacaan “FAFIRRUU ILALLOH” dan “WAQUL JAA-AL HAQQUU…....” boleh dibaca, sebab disini tidak dimaksudkan membaca ayat-ayat Al Qur’an, melainkan sebagai do’a. 
Sesudah 40 hari atau 7 hari pengamalan diteruskan tiap hari, dan banyaknya bilangan boleh dikurangi, ditetapkan atau ditambah, sebagian atau seluruhnya. Akan tetapi lebih utama jika diperbanyak.

2. Bagi mereka yang belum hafal dengan SHOLAWAT WAHIDIYAH boleh dengan membaca teksnya. Dan bagi yang belum bisa membaca SHOLAWAT WAHIDIYAH seluruhnya, sambil mempelajarinya, boleh dan cukup membaca bagian mana yang sudah ia dapati lebih dahulu. 

AMALKAN Yang paling gampang aja dulu yaitu membaca “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH” diulang-ulang selama kira-kira sama waktunya dengan mengamalkan seluruhnnya. Yaitu kurang lebih 30 menit tiap hari, selama 40 hari berturut-turut. Didahului dengan membaca surat Al-Faatihah 7x, dan diakhiri dengan Do'a apa yg dimohon dan Al-faatihah 1x.

Jika itupun misalnya terpaksa belum mungkin membaca tsb, boleh berdiam saja selama waktu itu dengan memusatkan segenap perhatian lahir batin, mengkonsentrasikan diri sekuat-kuatnya kepada Alloh SWT dan merasa seperti berada dihadapan Junjungan kita Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW (istihdhor) dengan adab lahir batin, yakni ta’dhim (menghormat), takrim (memulyakan) dan mahabbah (mencintai) setulus hati kepada Alloh wa Rosuulihi SAW !.

YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !"

3. Mengamalkannya harus dengan niat semata-mata beribadah kepada Alloh SWT dengan ikhlas tanpa suatu apapun. Baik pamrih duniawi maupun pamrih ukhrowi misalnya supaya begini, supaya begitu, ingin pahala, ingin surga dan sebagainya !.  

Harus sungguh-sungguh mulus, IKHLAS KARENA DAN UNTUK ALLOH - LILLAH ! Disamping niat beribadah LILLAH, supaya niat mengikuti tuntunan Rosululloh SAW (LIRROSUL) dan niat mengikuti bimbingan Ghouts Hadzaz Zaman Rodhiyalloohu ‘anh (LILGHOUTS) !. Jadi ketiga niat dilaksanakan bersama yaitu LILLAH, LIRROSUL, LILGHOUTS !. 

4. Disamping niat LILLAH,  LIRROSUL, LILGHOUTS seperti diatas, supaya merasa bahwa kita dapat melakukan ini semua karena pertolongan Alloh SWT, karena digerakkan oleh Alloh SWT. Jadi menerapkan : 

لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

“Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan titah Alloh”.   

Jangan sekali-kali merasa diri kita mempunyai kemampuan tanpa dititahkan oleh Alloh SWT. 

Disamping merasa BILLAH, juga supaya merasa BIRROSUL. Artinya merasa bahwa diri kita ini menerima jasa dari Rosululloh SAW. Jadi menerapkan Firman Alloh SWT : 

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ (21- ألأنْبِيَاء : 107).

“Dan tiada Aku mengutus Engkau Muhammad melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam” (21-al-Anbiyaa:107).

Selanjutnya disamping merasa BILLAH dan BIRROSUL, supaya merasa BILGHOUTS !. Artinya merasa bahwa kita memperoleh jasa-jasa baik Ghouts Hadzaz  Zaman Rodhiyallohu ‘anh, jasa moril antara lain berupa dukungan moril dan do’a restu daripada Beliau, khususnya di dalam kita berdo’a memohon kepada Alloh SWT ini !.
 
5. Ketika mengamalkan supaya sunguh-sungguh hudhur, hati kita dihadapan Alloh SWT. Dan “ISTIHDHOR” merasa seolah-olah seperti benar-benar berada dihadapan Rosululloh SAW. Dengan adab lahir batin sebaik-baiknya, ta’dhim (memulyakan) dan mahabbah (mencintai) setulus hati. 

Dalam pada itu, supaya merasa dan mengakui dengan jujur bahwa diri kita ini penuh dan berlumuran dosa serta berlarut-larut !. Dosa kepada Alloh SWT, dosa kepada Rosululloh SAW, dosa kepada Ghouts Hadzaz Zaman RA dan kepada para Auliya’ kekasih Alloh, dosa kepada orang tua, kepada ibu bapak, kepada keluarga, kepada guru, kepada murid, kepada pemimpin dan kepada yang dipimpin, dosa terhadap bangsa dan negara, dosa kepada umat dan masyarakat bahkan terhadap sesama makhluq pada umumnya. 

Dan merasa diri kita ini sangat dho’if, sangat lemah, butuh sekali maghfiroh ampunan, taufiq dan hidayah Alloh SWT, butuh sekali syafa’at pertolongan dan tarbiyah Rosululloh SAW. Butuh sekali akan bantuan dan dukungan dari  Ghouts Hadzaz Zaman RA. berupa barokah, nadhroh dan do’a restunya.

Mari kita praktekkan !.

بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ الرَحِيْمِ

إِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الفاتحة  x 7 

Membaca surat al-Fatihah (7 kali).

وَإِلَى حَضْرَةِ غَوْثِ هَذَا الزَّمَانِ وَأَعْوَانِهِ وَسَائِرِ أَوْلِيَاءِ اللهِ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمْ  الفاتحة x 7

Membaca surat al-Fatihah (7 kali).

Kemudian langsung membaca :

اللهُمَّ يَاوَاحِدُ يَاأَحَدُ يَاوَاجِدُ يَاجَوَادُ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ مَعْلُومَاتِ اللهِ وَفُيُوضَاتِهِ وَأَمْدَادِهِ  x  100 

“ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WA SALLIM WA BAARIK ’ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW  WA ’ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII KULLI LAMHATIW WA NAFASIM  BI ’ADADI MA’LUUMAATILLAAHI WA FUYUUDHOOTIHI WA AM-DAADIH”. (100 Kali).

Terjemah :
“Yaa Alloh, Yaa Tuhan Maha Esa, Yaa Tuhan Maha Satu, Yaa Tuhan Maha Menemukan, Yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah sholawat salam barokah atas Junjungan kami Kanjeng Nabi Muhammad dan atas Keluarga Kanjeng Nabi Muhammad pada setiap berkedipnya mata dan naik turunnya nafas sebanyak bilangan segala yang Alloh Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian dan kelestarian pemeliharaan Alloh”.

 اَللَّهُمَّ كَمَا أَنْتَ أَهْلُهُ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا وَشَفِيْعِنَا وَحَبِيْبِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا هُوَ أَهْلُهُ. نَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ بِحَقِّهِ أَنْ تُغْرِقَنَا فِي لُجَّةِ بَحْرِ الْوَحْدَةِ حَتَّى لاَ نَرَى وَلاَ نَسْمَعَ وَلاَنَجِدَ وَلاَ نُحِسَّ وَلاَنَتَحَرَّكَ وَلاَنَسْكُنَ إِلاَّ بِهَا. وَتَرْزُقَنَا تَمَامَ مَغْفِرَتِكَ يَاأَللهُ وَتَمَامَ نِعْمَتِكَ يَاأَللهُ وَتَمَامَ مَعْرَفَتِكَ يَاأَللهُ وتَمَامَ مَحَبَّتِكَ يَاأَللهُ وتَمَامَ رَضْوَانِكَ يَاأَللهُ. وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ مَاأَحَاطَ بِهِ عِلْمُكَ وَأَحْصَاهُ كِتَابُكَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ  x 7

“ALLOOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH. SHOLLI WA SALLIM WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA, WA MAULAANAA, WA SYAFII’-INAA, WA HABIIBINA, WA QURROTI A’YUUNINAA, MUHAMMADIN SHOLLALLOOHU ‘ALAIHI WA SALLAMA KAMAA HUWA AHLUH; NAS- ALUKALLOOHUMMA BIHAQQIHI AN TUGH-RIQONAA FII LUJJATI BAHRIL WAHDAH. HATTA LAA NAROO, WA LAA NASMA’A, WA LAA NAJIDA, WA LAA NUHISSA, WA LAA NATAHARROKA, WA LAA NASKUNNA ILLA BIHAA. 
WA TARZUQONAA TAMAAMA MAGHFIROTIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA NI’MATIKA YAA ALLOH, WA TAMAAMA MA’RIFATIKA YAA ALLOH, WA TAMAAMA MAHABBATIKA YAA ALLOH, WA TAMAAMA RIDHWAANIKA YAA ALLOH, WA SHOLLI WA SALLIM WA BAARIK ’ALAIHI WA ‘ALAA AALIHII WA SHOHBIH ‘ADADA MAA AHAATHO BIHII ‘ILMUKA WA AHSHOOHU KITAABUK, BIROHMATIKA YAA ARHAMAR ROHIMIN WALHAMDU LILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIIN”. (7 kali)

Terjemah :
“Yaa Alloh, sebagaimana keahlian ada pada-Mu, limpahkanlah sholawat salam barokah atas Junjungan kami, Pemimpin kami, Pemberi syafa’at kami, Kecintaan kami dan Buah Jantung hati kami Kanjeng Nabi Muhammad Sholalloohu ‘alaihi wasallam yang sepadan dengan keahlian Beliau; kami bermohon kepada-Mu Yaa Alloh, dengan Hak Kemulyaan Beliau, tenggelamkanlah kami di dalam pusar dasar samudra Ke-esaan-Mu sedemikian rupa sehingga tiada kami melihat dan mendengar, tiada kami menemukan dan merasa, dan tiada kami bergerak ataupun berdiam melainkan senantiasa merasa di dalam samudra Tauhid-Mu. 
Dan kami bermohon kepada-Mu Yaa Alloh, limpahkanlah kami ampunan-Mu yang sempurna Yaa Alloh, nikmat karunia-Mu yang sempurna Yaa Alloh, sadar ma’rifat kepada-Mu yang sempurna Yaa Alloh, cinta kepada-Mu dan memperoleh kecintaan-Mu yang sempurna Yaa Alloh, ridho kepada-Mu serta memperoleh ridho-Mu yang sempurna pula Yaa Alloh. 
Dan sekali lagi Yaa Alloh, limpahkanlah sholawat salam dan barokah atas Beliau Kanjeng Nabi dan atas Keluarga dan sahabat Beliau sebanyak bilangan segala yang diliputi oleh ilmu-Mu dan termuat di dalam kitab-Mu, dengan rahmat-Mu Yaa Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan segala puji bagi Alloh Tuhan seru sekalian alam”.

يَاشَافِعَ الْخَلْقِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ * عَلَيْكَ نُوْرَ الْخَلْقِ هَادِيَ الأَنَامِ
وَأَصْـلَهُ   وَرُوْحَهُ    أَدْرِكْنِي * فَقَدْ   ظَلَمْتُ    أَبَدًا   وَرَبِّـنِي    3 
وَلَيْسَ  لِي  يَا سَـيِّدِي سِوَاكَ * فَإِنْ تَرُدَّ  كُنْتُ  شَخْصًا  هَالِكًا

“YAA SYAAFI’AL KHOLQIS SHOLAATU WAS SALAAM, ‘ALAIKA NUUROL KHOLQI HAADIYAL ANAAM. WA ASHLAHUU WA RUUHAHUU ADRIKNII FAQOD DHOLAMTU ABADAW WAROBBINII. WA LAISA LII YAA SAYYIDII SIWAAKA, FA IN TARUDDA KUNTU SYAKH-SHON HAALIKA”. (3 kali)

يَا سَــيِّدِي   يَارَسُولَ اللهِ

“YAA  SAYYIDII, YAA  ROSUULALLOOH !” (7 kali).

Terjemah :
“Duhai Kanjeng Nabi Pemberi syafa’at makhluq, kepangkuan-Mu sholawat dan salam kusanjungkan, Duhai Nur Cahaya makhluq Pembimbing manusia; Duhai Unsur dan Jiwa makhluq, bimbing, bimbing dan didiklah diriku, sungguh aku manusia yang dholim selalu”. 
“Tiada arti diriku tanpa Engkau duhai Yaa Sayyidii. Jika Engkau hindari aku, akibat keterlaluan dan berlarut-larutku, pastilah, pasti aku akan hancur binasa !”.
“Duhai Pemimpin kami, duhai Utusan Alloh !”

يَأَيُّهَا  الْغَـوْثُ سَـلاَمُ  اللهِ * عَلَيْكَ   رَبِّـنَي  بِإِذْنِ اللهِ
وَانْظُرْ إِلَيَّ سَيِّدِي بِنَظْـرَةٍ * مُوْصِلَةٍ لِلْحَـضْرَةِ الْعَلِيّةِ   3 

“YAA AYYUHAL GHOUTSU SALAAMULLOHI, ‘ALAIKA ROBBINII BI IDZNILLAAHI, WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINNADHROH MUUSHILATIL  LILHADHROTIL ‘ALIYYAH”. (3 kali).

Terjemah :
“Duhai Ghoutsuz Zaman, kepangkuan-Mu salam Alloh kuhaturkan, bimbing dan didiklah diriku dengan idzin Alloh. Dan arahkan pancaran sinar nadhroh-Mu kepadaku Yaa Sayyidii, radiasi batin yang mewushulkan aku, sadar kehadirat Maha Luhur Tuhanku”.

يَاشَافِعَ   الْخَلْقِ   حَـبِيْبَ  اللهِ * صَلاَتُهُ عَلَيْكَ مَعْ سَلاَمِهِ
ضَلَّتْ وضَلَّتْ حِيْلَتِي فِي بَلْدَتِي* خُذْ بِيَدِي يَاسَيِّدِي وَالأُمَّةِ  3

YAA SYAFI’AL KHOLQI HABIIBALLOOHI, SHOLAATUHU ’ALAIKA MA’ SALAAMIHII DHOLLAT WA DHOLLAT KHIILATII FII BALDATII, KHUD BIYADII YAA SAYYIDII WAL UMMATI”. (3 kali).

يَا سَيِّدِي   يَا رَسُولَ اللهِ  x 7

“YAA SAYYIDII, YAA ROSUULALLOOH !” (7 kali).

 “Duhai Kanjeng Nabi Pemberi Syafa’at makhluq, duhai Kanjeng Nabi Kekasih Alloh, kepangkuan-Mu sholawat dan salam Alloh kusanjungkan, Jalanku buntu, usahaku tak menentu, cepat, raihlah tanganku Yaa Sayyidii, tolonglah diriku dan seluruh umat ini !. 

“Duhai Pemimpin kami, duhai utusan Alloh !”

يَارَبَّنَا  اللَّهُمَّ   صَـلِّ    سَـلِّمِ  * عَلَى مُحَمَّدٍ ِشَفِيْعِ  الأُمَمِ
وَالأَلِ وَاجْعَلِ الأَنَامَ مُسْرِعِيْنَ * بِالْوَاحِدِيَةِ لِرَبِّ العَـالَمِيْنَ  3
يَارَبَّنَا اغْفِرْيَسِّرْ اِفْتَحْ وَاهْدِنَا * قَرِّبْ  وَأَلِّفْ بَيْنَنَا  يَارَبَّـنَا

“YAA ROBBANALLOOHUMMA SHOLLI SALLIMI, ‘ALAA MUHAMMADIN SYAFII’IL UMAMI, WAL AALI WAJ-ALIL ANAAMA MUSRI’IN BIL WAAHIDIYYATI LIROBBIL ‘AALAMIIN, YAA ROBBANAGH-FIR YASSIR IFTAH WAHDINAA, QORRIB WA ALLIF BAINANAA YAA ROBBANAA”. (3 kali)

Terjemah :
“Yaa Tuhan kami Yaa Alloh, limpahkanlah sholawat dan salam atas Kanjeng Nabi Muhammad pemberi syafa’at umat. Dan atas keluarga Beliau, serta jadikanlah umat manusia cepat-cepat kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Tuhan semesta alam. Yaa Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, permudahlah segala urusan kami, bukakanlah hati dan jalan kami, dan tunjukilah kami, pereratlah persaudaraan dan persatuan diantara kami, Yaa Tuhan kami !”.

 أللهُمَّ بَارِكْ فِيْمَا خَلَقْتَ وَهَذِهِ البَلْدَة يَا اَللهُ وَفِي هَذِهِ المُجَاهَدَةِ يَااَللهُ.  x 7 

“ALLOHUMMA BAARIK FII MAA KHOLAQTA WA HAADZIHIL BALDAH YAA ALLOH, WA FI HAADZIHIL MUJAAHADAH YAA ALLOH !” (7 kali).

Terjemah :
“Yaa Alloh, limpahkanlah berkah di dalam segala makhluq yang Engkau ciptakan dan di dalam negeri ini Yaa Alloh, dan di dalam mujahadah ini Yaa Alloh !”

إِسْــــتِغْرَاقْ

“ISTIGHROQ”

Yang dimaksud ialah : diam tidak membaca apa-apa. Segala perhatian tertuju hanya kepada Alloh !. Bukan membayangkan lafal “ALLOH”, tetapi kepada Alloh – Tuhan !. Pendengaran, perasaan, ingatan, fikiran, penglihatan, dan……… pokoknya segala-galanya dikonsentrasikan kepada Alloh ! Lain-lain tidak menjadi acara !. Hanya Alloh ! Titik !. 

Lamanya istighroq tidak ada batasan, menurut kemampuan masing-masing. Istighroq diakhiri dengan membaca surat al-Fatihah satu kali. 
AL FAATIHAH !

Kemudian membaca do’a seperti di bawah ini :

بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ الرَحِيمِ.  

(اللهُمَّ بِحَقِّ اسْمِكَ الأَعْظَمِ وَبِجَاهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِبَرَكَةِ غَوْثِ هَذَا الزَّمَانِ وَأَعْوَانِهِ وَسَائِرِ أَوْلِيَائِكَ يَاأَللهُ  يَاأَللهُ  يَاأَللهُ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمْ x 3),
 (بَلِّغْ جَمِيْعَ العَالَمِيْنَ نِدَاءَنَا هَذَا وَاجْعَلْ فِيْهِ تَأْثِيْرًا بَلِيْغًا x 3),
 (فَإِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ وَبِالإِجَابَةِ جَدِيْرٌ x 3).

  فَفْرُّوا إِلَى اللهِ x7. 

وَقَلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا x 3.

       الفَاتِحَـة  x 1

BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM.

“ALLOHUMMA BI HAQQISMIKAL A‘DHOM WA BIJAAHI SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOOHU ‘ALAIHI WA SALLAM, WA BIBAROKATI GHOUTSI HAADZAZ ZAMAAN WA A’WAANIHII WA SAAIRI AULIYAAIKA YAA ALLOOH, YAA ALLOOH, YAA ALLOOH, RODHIYALLOOHU TAA’ALAA’ ANHUM”. (3 kali).

“BALLIGH JAMII’AL ‘AALAMIIN NIDAA ANAA HADZAA WAJ’AL FIIHI TA’-TSIIRON BALIIGHOO”. (3 kali).

“FAINNAKA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR WA BIL-IJAABATI JADIIR”. (3 kali).

“FAFIRRUU – ILALLOOH !” (7 kali).

“WA QUL JAA-AL HAQQU WA ZAHAQOL BAATHIL, INNAL BAATHILA KAANA ZAHUUQO”. (3 kali).

Terjemah :
“Dengan Asma Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yaa Alloh, dengan Hak Kebesaran Asma-Mu, dan dengan kemulyaan serta keagungan Kanjeng Nabi Muhammad sholalloohu ‘alaihi wasallam, dan dengan barokahnya Ghouts Haadza-Zaman wa A’waanihi serta segenap Auliya’ Kekasih-Mu Yaa Alloh, Yaa Alloh, Yaa Alloh Rodhiyalloohu Ta’ala’anhum. 
Sampaikanlah seruan kami ini kepada jamii’al ‘alamiin dan letakkanlah kesan yang merangsang di dalamnya. Maka sungguh Engkau Maha Kuasa berbuat segala sesuatu dan Maha Ahli memberi ijabah !”.

  فَفْرُّوا إِلَى اللهِ  - “FAFIRRUU–ILALLOOH !” – Larilah kembali kepada Alloh !.--

وَقَلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا   -   “WA QUL JAA-AL HAQQU-WA ZAHAQOL BAATHIL, INNAL BAATHILA KAANA ZAHUUQO” -  

Dan katakanlah (wahai Nabi Muhammad SAW) perkara yang haq telah datang dan musnahlah perkara yang batal; Sesungguhnya perkara yang batal itu pasti musnah.

KETERANGAN :

1. Kalimah “FAFIRRUU ILALLOOH” dan “WA QUL JAA-AL HAQQU....... ” dibaca bersama-sama imam dan makmum. Dirinya sendiri terutama supaya dirasa katut (terbawa) termasuk di dalam permohonan dan ajakan itu, dengan getaran hati yang kuat, sehinnga ada atsar/labet/kesannya yang luar biasa mendalam yang dirasakan  hati kita ini !.

2. “FAFIRRUU ILALLOOH” maksudnya, memohon kepada Alloh SWT dan mengajak secara batiniyah agar supaya diri kita sendiri sekeluarga dan ummat masyarakat jami'al 'alamiin kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Alloh wa Rosuulihi SAW (Lillah Billah, Lirrosul Birrosul). Secara umum yaitu dengan menjalankan hal-hal yang diridhoi Alloh wa Rosuulihi SAW. Meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiyyat yang merugikan, merugikan diri pribadi, keluarga dan ummat masyarakat !.

3. “WA QUL JAA-AL HAQQU....... ” maksudnya, memohon kepada Alloh SWT semoga perbuatan dan akhlaq-akhlaq yang jahat dan bejat, yang merugikan diri sendiri, keluarga, teman, tetangga, umat dan masyarakat segera diganti oleh Alloh SWT dengan akhlaq yang baik dan terpuji, perbuatan dan akhlaq yang membuahkan manfa’at dan menguntungkan diri, keluarga, teman, tetangga, umat dan masyarakat yang diridhoi Alloh wa Rosuulihi SAW. 

Dan apabila memang sudah menjadi suratan takdir tidak bisa diperbaiki lagi, dari pada makin lama makin berlarut-larut makin hebat menimbulkan kerusakan dan kehancuran, lebih baik semoga lekas dimusnahkan saja oleh Alloh SWT !”. Ini adalah soal mental, soal akhlaq, bukan terhadap fisik lahiriyyah !. Dan terutama kita arahkan untuk mental dan akhlaq diri kita sendiri sekeluarga !.

4. Apabila pengamalan Sholawat Wahidiyah dilaksanakan secara berjama’ah bersama-sama beberapa orang, dan apabila situasi mengijinkan, sesudah membaca surat al-Fatihah yang terakhir semua jama’ah diajak sekali lagi mengadakan panggilan “FAFIRRUU ILALLOOH.... ” dengan berdiri menghadap ke arah empat penjuru : arah barat, utara, timur, selatan. Ini antara lain mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim (‘ala Nabiyyina wa’alaihis sholatu wassalam) ketika baru selesai membangun Ka’bah yang juga berdiri kearah empat penjuru memanggil umat dan masyarakat. 

Sikap badan tegak berdiri, pandangan lurus ke depan, dan kedua tangan lurus ke bawah di samping paha kanan kiri. Pandangan batin dengan getaran hati yang kuat diarahkan kepada jami’il ‘alamin mulai dari pribadi kita masing-masing sampai notog jagad arah yang kita hadapi, mengelilingi jagad di bawah kita, jagad di belakang kita kembali kepada diri kita lagi.

Nida’ panggilan pada tiap arah tersebut ialah :
AL FATIHAH ! (Membaca surat al-Fatihah satu kali).
FAFIRRU ILALLOH (3 kali).
WA QUL JAA-AL HAQQU....... (satu kali).
Sesudah arah selatan, menghadap kembali seperti ketika duduk, tetapi masih tetap berdiri, kemudian membaca :

AL FATIHAH ! (satu kali)
YAA SYAFI’AL KHOLQIS SHOLAATU ....... dilagukan (satu kali). 
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ! ( tiga kali )
YAA AYYUHAL GHOUTSU .... dilagukan ( satu kali)
AL FAATIHAH ! ( satu kali)

-------------------------

https://www.facebook.com/notes/menggapai-marifat-dan-mensucikan-hati-dengan-sholawat-wahidiyah/aurod-mujahadah-yaumiahharian/336413259805396

Nida’ panggilan dengan berdiri seperti diatas juga boleh dilakukan sendiri, sekalipun tidak dengan berjama’ah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENYIBAK MAKNA MUSYAHADAH DAN MUKASYAFAH DALAM ILMU TASAWUF*_

 _*MENYIBAK MAKNA MUSYAHADAH DAN MUKASYAFAH DALAM ILMU TASAWUF*_ Assalamualaikum warahmatullahi wa Baroqatuh. Saudaraku...sebenarnya antara ...